968kpfm, Samarinda - Stunting menjadi permasalahan serius bagi masa depan bangsa Indonesia, khususnya Kaltim. Stunting bukan hanya sekadar permasalahan tinggi dan berat badan anak, melainkan berkaitan dengan perkembangan otak sehingga dapat menghambat kemampuan kognitif dan kecerdasan pada anak.
Melihat permasalahan itu, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi berharap adanya kesadaran masyarakat bahwa stunting itu sangat berbahaya bagi pertumbuhan anak. Walau saat ini angka prevalensi stunting Kaltim berada di bawah angka nasional yakni 22,8 persen, namun angka tersebut masih cukup jauh dari target nasional di angka 12 persen pada tahun 2024.
"Angka Stunting kita memang lebih baik jika dibandingkan angka nasional yang ada di 24 persen. Tetapi penting bagi kita semua untuk bekerjasama untuk terus menekan angka stunting di Kaltim," tekan Hadi Mulyadi.
Hadi menerangkan, ada beberapa sasaran yang wajib untuk diperhatikan untuk menekan angka stunting. Pertama adalah remaja perempuan dan wanita yang akan menikah. Kedua adalah wanita hamil dan ketiga yaitu ibu menyusui. Ketiga sasaran ini sangat rentan melahirkan anak yang berisiko stunting jika tidak memperhatikan asupan gizi yang seimbang dalam pola makannya.
Oleh sebab itu, Hadi yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kaltim ini menginginkan agar edukasi tentang asupan gizi yang seimbang terus dilakukan kepada kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori berisiko stunting.
"Edukasi dan pemahaman tentang pentingnya menjaga gizi yang seimbang dan pola makan anak-anak yang sehat harus terus dilakukan secara berkelanjutan agar berdampak positif pada tumbuh kembang anak," tegasnya.
Lebih lanjut, Hadi juga berpesan untuk terus menggelorakan program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), serta menyokong kebutuhan gizi yang seimbang agar anak-anak bisa terhindar dari risiko stunting.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima26 Nov 2022
