968kpfm, Samarinda - Aksi unjuk rasa massa gabungan dari Aliansi Mahasiswa Kaltim Menggugat (Mahakam) pada Senin (12/10/2020) di Gedung DPRD Provinsi Kaltim, berujung ricuh.
Padahal Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi sempat menyambangi demonstran. Hadi juga mengatakan bahwa dirinya akan menyampaikan aspirasi pengunjuk rasa kepada pemerintah pusat.
"Tugas kami akan menyampaikan aspirasi yang diusung mahasiswa ke pemerintah pusat sesuai dengan arahan Gubernur," sebut Hadi di depan para demonstran, Senin (12/8/2020) malam.
Selanjutnya, mahasiswa mendesak orang nomor dua di Benua Etam itu menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang berisi penolakan Pemprov Kaltim dan mahasiswa terkait pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Namun, Hadi enggan membubuhkan tanda tangannya di atas MoU tersebut dan bersikeras akan menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah pusat. Alhasil demonstran yang geram pun sempat melemparkan botol minuman dan batu sehingga Hadi segera dievakuasi ke dalam Gedung DPRD Kaltim.
Puncak ketegangan pun terjadi. Kepolisian meminta agar demonstran untuk membubarkan diri lantaran sudah melewati pukul 18.00 WITA. Massa yang enggan membubarkan diri pun mencoba melempari aparat.
Kepolisian kemudian menghujani mereka dengan tembakan gas air mata. Petugas anti huru-hara pun muncul di balik gerbang DPRD Kaltim, menekan demonstran ke arah persimpangan Jalan M Said.
Massa kembali melempari aparat. Akhirnya polisi bertindak tegas memukul mundur demonstran sampai pertigaan Jalan Meranti dan mengamankan orang-orang yang menjadi provokator.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman menuturkan, tindakan ini terpaksa pihaknya lakukan lantaran aksi mereka sudah melampaui batas waktu yang ditentukan dalam Undang-Undang.
"Tapi karena massa tidak setuju, mereka melempari kami. Oleh karena itu kami terpaksa mengambil tindakan tegas dan terukur untuk memukul mundur, sehingga mereka membubarkan diri," tegas Arif, Senin (12/10/2020).
Tercatat 25 orang yang diduga sebagai provokator langsung diamankan oleh kepolisian untuk dibawa ke Mako Polresta Samarinda.
"Pastinya ada yang kami amankan karena mereka melakukan tindakan anarkis terhadap kami," sebut Arif.
Lebih lanjut, massa yang harus mundur sampai Jalan Cendana pun akhirnya membubarkan diri untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Situasi di depan Gedung DPRD Kaltim kini perlahan kondusif dan sudah bisa dilalui kendaraan.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima13 Oct 2020