968kpfm, Samarinda - Masyrakat yang bermukim di Jalan Damai, Gang Intifadah, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir, akhirnya mengambil langkah tegas dengan menutup sementara aktivitas pembangunan perumahan Sungai Damai Residence pada Selasa (16/6/2020).
Keputusan ini diambil sebagai bentuk kekecewaan warga akibat musibah tanah longsor yang menerpa kawasan tersebut, Senin (15/6/2020) kemarin. Imbasnya, jalan utama sepanjang 15 meter menjadi terputus dan beberapa rumah warga mengalami kerusakan.
Lurah Sidodamai, Surayjin menuturkan, data yang diterima pihaknya, longsor menerjang dua RT di Kelurahan Sidodamai. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak sebanyak 12 KK dengan jumlah jiwa mencapai 41 orang
"Ada 7 rumah yang terdampak, sementara 4 rumah lainnya mengalami kemiringan," ucap Surayjin, Selasa (16/6/2020).
Surayjin membeberkan, sebenarnya kelurahan telah berbicara dengan pihak pengembang untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam kesempatan itu, pihak pengembang pada prinsipnya tetap konsisten menindaklanjuti masalah ini.
"Tetapi warga juga geram dalam arti jangan hanya omongan saja, perlu ada aksi di lapangan. Makanya tadi warga langsung menyambangi lokasi perumahan untuk menutup sementara aktivitasnya," ungkapnya.
Menurut Surayjin, warga sendiri sebenarnya tidak memiliki niat buruk. Penutupan kegiatan di kawasan perumahan itu akan dicabut setelah pengembang fokus menyelesaikan masalah tanah longsor yang menerpa permukiman warga.
"Ditutup itu bukan berarti menolak segala kegiatan perumahan. Tetapi warga ingin pengembang fokus pada musibah tanah longsor di Gang Intifadah. Kalau sudah selesai ya silahkan saja dilanjutkan," tegasnya.
Selain melakukan mediasi dengan pihak pengembang, ujar Suryajin, dirinya juga telah melakukan survei lapangan bersama tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, guna melaksanakan kajian risiko.
Hasilnya tanah longsor tersebut akan semakin berbahaya kalau tidak segera ditindaklanjuti. Menyikapi hal itu, Surayjin memanggil dua pengembang perumahan yakni Villa Damai dan Sungai Dama Residence supaya mau berkomitmen untuk menanggulangi masalah ini bersama.
"Jadi kami ingin agar mereka berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan ini, jangan justru saling menyalahkan," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, penanggung jawab perumahan Sungai Dama Residence, M Arif Rohman mengatakan, musibah serupa juga pernah terjadi pada Januari lalu. Saat itu, tanggul pihaknya jebol sehingga menyebabkan longsor.
"Itu sudah kami tanggulangi dan tanahnya sebanyak 500 ret kami buang ke lahan kami. Tetapi pelaksanaannya tidak maksimal karena saat itu terus terjadi hujan," sebut Arif, Selasa (16/6/2020).
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Rahmat Samudera Alam ini menerangkan, pihaknya sudah melakukan kajian sejak tahun 2014. Kemudian terjadi musibah tanah longsor pada Januari lalu. Setelah diteliti ternyata teknik penurapannya yang kurang tepat.
"Ini, kan sifatnya tanah gerak, harusnya dibuatkan jalan akhir. Kami akan buat turap tapi akan berbeda bentuknya, jadi kami akan mengeluarkan batu bronjong terlebih dahulu sehingga air bisa keluar," sebut Arif.
"Realisasi dalam bulan Juni atau Juli ini selesai pembuangan 500 ret. Baru selanjutnya kami buat bronjongnya," tambahnya.
Disinggung mengenai penutupan yang dilakukan warga, lanjut Arif, pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut mengingat warga sangat dirugikan akibat musibah longsor ini.
Demi mendapat kepercayaan dari warga, Arif beserta jajarannya berkomitmen untuk fokus dalam penanganan musibah longsor. Dirinya juga selalu menurunkan tim guna melakukan pengecekan setiap terjadi musibah.
"Tidak masalah jika warga menutup aktivitas pembangunan perumahan. Jadi kami bisa fokus ke penanganan musibah tanah longsor," tutupnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima16 Jun 2020