KPFM SAMARINDA - Wuhan Corona Virus (2019-nCoV) menjadi momok yang menakutkan di dunia. Bukan tanpa alasan, lebih dari 2.000 orang terjangkit virus corona jenis baru ini. Tercatat, 80 orang di antaranya telah meninggal dunia.
Virus corona teridentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada 31 Desember 2019 lalu. Belasan negara di dunia telah mengonfirmasi virus mematikan tersebut masuk wilayahnya.
Melihat penyebarannya yang cukup cepat, Pemerintah Republik Indonesia mulai melakukan antisipasi pencegahan dengan memantau kedatangan masyarakat dari luar negeri, menggunakan thermal scanner, yang berfungsi mengetahui suhu tubuh seseorang. Alat itu, terpasang di setiap pintu masuk bandara dan pelabuhan internasional.
Selain itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan meminta 19 daerah di Indonesia memperketat pengawasan dan mewaspadai masuknya virus corona, tak terkecuali Indonesia.
Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie, Nurliana Adrianti Noor mengatakan, sebagai rumah sakit rujukan nasional, pihaknya telah menyediakan ruangan khusus jika terdapat pasien yang diduga terkena virus corona.
"Ada ruangan yang disebut ruangan suspect dengan 4 kamar tidur. Nanti kita tempatkan disana dan akan terus dipantau selama 24 jam. Jika terkonfirmasi terjangkit virus corona, maka pasien akan kami tempatkan di ruangan terinfeksi," ucap dr Nurlina, saat jumpa pers di ruangan Mentari RSUD AW Sjahranie, Senin (27/1) pagi.
Penanganannya, pihak rumah sakit menyiapkan pakaian khusus untuk digunakan dokter, agar tidak terjangkit virus corona. Untuk diketahui, virus corona dapat tertular melalui kontak langsung dengan penderita melalui pernapasan, percikan ludah, batuk dan bersin, atau menyentuh makanan dari orang terinfeksi.
"Jadi memang petugas medis harus tertutup secara optimal. Kami sudah memiliki semua peralatannya, karena ini menjadi persyaratan bagi rumah sakit rujukan nasional," terang Nurlina.
"Masker yang digunakan pun berbeda. Kita lebih spesifik memakai N95," tambahnya.
Nurlina menuturkan, RSUD AW Sjahranie telah membentuk tim yang dipimpin dokter spesialis paru-paru dalam menangani pasien suspect virus corona. Nantinya, tim ini juga akan dibantu dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis anestesi dan perawat terlatih.
"Karena penyakit ini ranahnya menyerang saluran pernafasan, maka Direktur RSUD AW Sjahranie telah menunjuk dokter spesialis paru-paru sebagai pimpinannya," kata Nurlina.
Sekedar informasi, gejala yang timbul akibat terjangkit virus corona yakni demam, lemas, batuk, pneumonia, dan sesak hingga kesulitan bernafas. Nurlina menyebutkan, sampai dengan saat ini belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona.
"Iya, sampai saat ini belum ada vaksinnya," cetusnya.
Lebih lanjut, Nurlina menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan tidak panik, serta mampu menjaga kebersihan dan menggunakan masker untuk mencegah masuknya virus ke dalam tubuh. Selain itu, sebisa mungkin masyarakat menghindari kontak dengan pasien suspect virus corona, dan bepergian ke wilayah endemik.
"Sesuai instruksi dari pemerintah, sebisa mungkin hindari bepergian ke wilayah yang endemik untuk virus corona," pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima27 Jan 2020