968kpfm, Samarinda - Virus Lumpu Skin Disease (LSD) yang menggerogoti hewan ternak mulai merebak di Sumatera dan Jawa, khususnya Jawa Timur (Jatim). Imbasnya, Pemprov Kaltim melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim menghentikan sementara pengiriman sapi dari Pulau Jawa.
Kepala DPKH Kaltim, Fahmi Himawan menerangkan, pihaknya untuk sementara waktu tidak mengizinkan sapi dari Jawa masuk ke Benua Etam, lantaran ada penyakit lain yang jauh lebih berbahaya dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak, yakni penyakit LSD.
"Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar. Penyakit ini lebih berbahaya dari PMK, karena PMK itu hanya menimbulkan kerugian secara ekonomi, tapi dagingnya tetap bisa dikonsumsi. Jadi dia tidak zonasis," ungkap Fahmi, Jumat (31/3).
Berbeda dengan LSD. Selain bisa menyebabkan kematian pada ternak, dagingnya juga tidak layak untuk dimakan. Secara visual saja, menurut Fahmi, bentuk daging ternak yang terpapar LSD seperti bentol-bentol, sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman untuk memakan daging tersebut.
Fahmi menerangkan, kebijakan pihaknya untuk tidak mengizinkan sapi asal Pulau Jawa masuk ke Benua Etam telah memiliki surat Nomor Kontrol Veteriner (NKV), untuk mengontrol daging produk hasil ternak ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
Untuk memenuhi kebutuhannya, Kaltim sendiri akan mendatangkan sapi dari luar Kaltim, di mana dari Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk sapi bibit, sementara sapi potong akan didatangkan dari Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. Memang setelah wabah PMK ini, sapi dari Jawa memang belum didatangkan lagi..
"Kita sangat butuh yang namanya daging, baik itu daging merah dari sapi, kerbau, kambing dan sebagainya maupun daging putih dari unggas beserta telur. Makanya kami terus menjaga bahwa komoditas tersebut layak untuk dikonsumsi masyarakat di Kaltim," tutup Fahmi.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima31 Mar 2023